Saya seorang mahasiswa Prodi pendidikan Sejarah di Universitas Tanjungpura, mempunyai hoby membaca dan menulis.
Gugurnya Pang Suma: Perlawanan Suku Dayak Meliau terhadap Jepang (1945)
Selasa, 25 Maret 2025 11:56 WIB
Kisah perlawanan heroik Pang Suma dan suku Dayak Meliau melawan Jepang.
***
Dengan bersimbah darah di pahanya Pang Suma terus memimpin pasukanya melawan tentara Jepang yang sudah sangat menyengsarakan rakyat Meliau, Kalimantan Barat (Kalbar). Hingga satu peluru dengan ganasnya menembus dada sang patriot bangsa tersebut. Maka gugurlah ia pada tanggal 17 Juni 1945.
"Setelah Pang Suma tertembak ia sempat berkata: tingalkan saja saya di sini, saya tidak bisa hidup lagi, pergilah kamu terus berjuang," tutur mantan pasukan Pang Suma yang dilansir dari buku Perang Majang Desa karya S. JacobusE. Frans . L. BA.
Selain Pang Suma ade dua anggota pasukanya yang gugur yaitu, Panglima Ajun dan Panglima Apae, yang masih termasuk keluarga Pang Suma.
Perlawanan yang dilakukan pasukan Dayak di Meliau tersebut adalah buah dari amarah terhadap kebijakan Jepang yang banyak menimbulkan kesengsaraan masyarakat Dayak. Salah satunya kebijakan untuk wajib bekerja pada perusahan milik Jepang.
Di tambah peristiwa kematian Osaki, kepala perusahaan kayu Nitinan, yang terbunuh di Kampung Sekucing Labai, Sungai Embuan, Meliau. Tindakannya yang mengancam akan memancung Pang Linggan jika tidak setuju dengan lamaran putrinya memicu kemarahan masyarakat setempat, yang kemudian berujung pada perkelahian fatal dan tewasnya Osaki.
Keadaan ini memperburuk hubungan antara masyarakat dan perusahaan-perusahaan Jepang di wilayah tersebut, yang selama ini memperlakukan para buruh dengan kejam. Setelah kejadian itu, pemimpin Dayak, termasuk Pang Suma, mengadakan pertemuan adat dan memutuskan untuk melawan tentara Jepang.
Mereka menggunakan simbol Mangkok Merah sebagai tanda dimulainya perjuangan, yang diedarkan ke berbagai kampung untuk menggalang persatuan dan menyiapkan pasukan.
Pasukan Dayak yang kemudian dikenal sebagai Angkatan Perang Majang Desa (APMD) melancarkan serangan ke perusahaan-perusahaan milik Jepang. Mereka berhasil mengalahkan beberapa tokoh penting Jepang seperti Sutsugi dan Tuan Pentong, yang terkenal dengan perlakuan buruknya terhadap pekerja.
Pasukan Pang Suma menghadapai Tentara Jepang yang pada saat itu mememiliki persenjatan yang lebih lengkap membuat jalanya pertempuran di Meliau saat Mematikan.
Sebelumnya pada tanggal 24 Juni 1945 pasukan Pang Suma memasuki Meliau dan langsung menyasar ke gudang perbekalan Tentara Jepang serta Kantor Guncu (camat) yang berhasil di duduki.
Namun keberhasilan ini tidak berlangusung lama sebab Jepang langusung membalas serangan tersebut maka pecahlah perperangan di Meliau yang berlangusung dari tanggal 29 Juni hingga tanggal 30 Juni 1945.
Pihak pangsuma yang memang kalah dalam hal persenjataan terpaksa mundur ke markasnya di Suak Tiga Belas Lebai untuk kembali megatur strategi guna penyerangan berikutnya.
Dalam penyerangan pertama korban dari pihak jepang tidak diketahui namun di pihak Pang Suma hanya menelan satu orang korban saja yaitu Pang Bajeng yang berasal dari Merango (daerah pedalaman Sungai Meliau).
Pada bulan Juni 1945, pasukan Dayak berhasil membebaskan daerah Meliau, yang menjadi simbol kemenangan dalam perlawanan mereka. Namun, pada 17 Juli 1945, pasukan Jepang kembali merebut Meliau dalam ekspedisi militer kedua. Dalam pertempuran itu, Pang Suma dan beberapa pemimpin perlawanan gugur. Meski demikian, semangat perlawanan suku Dayak tidak surut. Hingga Agustus 1945, perlawanan semakin meluas ke berbagai wilayah seperti Sanggau, Sekadau, Sintang, Kapuas Hulu, Landak, dan Ketapang.
Meskipun sebagian pihak menganggap perjuangan ini kurang terarah, perlawanan suku Dayak tetap menjadi bagian penting dalam sejarah perjuangan kemerdekaan Indonesia. Mereka membuktikan bahwa meskipun bersenjata tradisional, semangat juang mereka mampu menandingi kekuatan tentara Jepang yang lebih besar.

Penulis berasal dari indonesia berprofesi sebagai mahasiswa di unversitas Tanjungpura
0 Pengikut

Gugurnya Pang Suma: Perlawanan Suku Dayak Meliau terhadap Jepang (1945)
Selasa, 25 Maret 2025 11:56 WIBBaca Juga
Artikel Terpopuler